“Orang yang beriman itu apabila disebut nama Allah atau dibacakan ayat Qur’an bergetar hatinya.” ( Al-Anfal: 2)
Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat, kemudian beliau meminta salah seorang sahabat Abdillah bin Mas’ud membaca surat An Nisa, hingga sampai surat an Nisa ayat 41:
- ”Maka
bagaimanakah (halnya), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi
(rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad)
sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).”
Aisyah ra menceritakan bahwa ia sering melihat Rasulullah menangis ketika mengerjakan sholat malam, beliau menangis sepanjang sholatnya.
Mathrab bin Abdillah menceritakan bahwa ayahnya sering mendapati Rasulullah menangis dalam sholat, dari dada beliau terdengar suara bergemuruh bagai air yang mendidih didalam ketel.
Abdullah bin Syadad menceritakan bahwa ia mendengar suara Umar bin Khatab menangis dalam sholat ketika ia membaca surat Yusuf ayat 86:
- ”Yakub
menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan
dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya.”
Ketika Rasulullah sakit pada akhir hayatnya, beliau meminta Abubakar Sidik untuk menggantikan beliau menjadi Imam sholat, Aisyah mengingatkan ”Wahai Rasulullah, Abu Bakr itu orang yang lemah (peka perasaannya) jika membaca Qur’an ia tidak bisa menahan tangisnya.”
Dalam riwayat lain dikatakan: ”Abu Bakr itu jika menggantikanmu jadi imam tidak terdengar bacaannya oleh orang yang dibelakang karena tangisnya.”
Syu’bah bin Sa’ad bercerita bahwa pada satu ketika makan malam telah dihidangkan di hadapan Abdurahman bin Auf setelah siang harinya ia berpuasa. Ia membaca surat Al Muzzammil ayat 12-13 :
- 12- Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, 13- dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.
Ibnul Jauzi bercerita bahwa pada satu ketika ia berjalan bersama seorang tokoh sufi Malik bin Dinar, mereka mendengar seorang Qori membaca surat Al Zalzalah ayat 1:
- 1- Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
- 8 - Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.
Dikisahkan pada suatu malam Umar bin Abdul Aziz salah seorang khalifah dari Bani Umayyah sedang sholat malam, ia membaca surat Ghafir ayat 71-72:
- 71- ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret,72- ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api,”
- ”DUA
MATA yang tidak bisa disentuh api Neraka adalah mata yang menangis
dikeheningan malam karena takut kepada Allah, dan mata yang berjaga
dimalam hari karena membela agama Allah.” (HR Tarmudzi dan Abu Na’im)
Abu Hazim berkata :
- ”Jibril
turun kepada Nabi Muhammad yang disisinya orang yang sedang menangis,
Jibri bertanya kepada Nabi SAW: Siapa ini? Nabi menjawab: ”Ia adalah
Fulan.” Jibril berkata: ”Sesungguhnya kami menimbang amal amal anak
Adam seluruhnya kecuali tangisan karena Allah. Sesungguhnya Allah
memadamkan lautan api Neraka Jahannam dengan setetes air mata.”
Abu Umamah berkata:
- ”Tidak
ada tetesan air yang lebih dicintai Allah melebihi setetes air mata
karena takut pada Allah Ta’ala atau setetes darah yang tertumpah dijalan
Allah yang maha suci dan tinggi.”
Ibnu Mas’ud berkata:
- ”Rasulullah
bersabda, "Tidak ada seorang mukminpun yang mengalir air matanya
sekalipun sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah Ta’ala kemudian
membasahi bagian wajahnya, melainkan Allah mengharamkannya dari api
neraka.” Aku berkata: ” Karena itulah, jika Ahmad bin Mukadar menangis
ia usap jenggot dan wajahnya dengan air matanya seraya berkata: ’Telah
sampai padaku sesungguhnya neraka tidak akan memakan bagian yang
disentuh air mata.”
Amin.
:::: 8 Safar 1432 ::::
[Semua Gambar Adalah Hiasan ]
_________________________
Dipetik Dengan Suntingan Dari:
MENANGIS KARENA ALLAH
http://www.fadhilza.com/2008/02/tadabbur/menangis-karena-allah.html#more-104
Nota [1]
Sabda Nabi salallahu 'alaihi wassalam :
وعن أبي هريرة رضى الله عنه عن النبي قال : سَبْعَةٌ يُظِلُّمُهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاظِلَّ إِلا ظِلُّهُ : إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ عَزَّوَجَلَّ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ وَرَجُلانِ تَحَابَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ و َرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَة ٌذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ : إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتّى (لاتَعْلَمَ شِمَالُهُ مَاتُنْفِقُ َيمِيْنُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ ( متفق عليه
”Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil; pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah; orang yang hatinya selalu terikat pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula; seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya; dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim)
Shared By Bicara Hidayah
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan. “[Al-Ahzab: 56]
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
[Al-Bukhariy/ 4519], [Ibnu Majah/ 904, sahih]