Monday, February 14, 2011

WASPADA PINTU MASUK SYAITAN

SESUNGGUHNYA
setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan nafas, setiap fikiran yang yang tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan pernah lepas dari upaya syaitan untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan yang benar dan menggiring kepada dosa dan maksiat. Kita mungkin tidak menyadari dan memang tanpa kita sadari, syaitan terus berupaya menenggelamkan, menghanyutkan kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan secara perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan itulah tugas utama syaitan dan iblis, sebagai mana ia telah terusir dari syurga dan terjauhkan dari rahmat ALLAH maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari rahmat ALLAH dan kemudian sesat bersamanya. Begitulah ungkapan syaitan ketika mendapatkan laknat ALLAH.  ALLAH berfirman (artinya):
    "Maka keluarlah kamu dari syurga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Iblis berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan." ALLAH berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. ( Shad: 77-83)
Menyadari ini semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas sedikitpun dari upaya syaitan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita dengan apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan hanya satu tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama sesat dan menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya syaitan dan iblis dalam menyesatkan manusia, serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting untuk kita sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya tersebut.

Di antara pintu-pintu dan metode syaitan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai adalah:

Sunday, February 13, 2011

IBAD-UR-RAHMAN

SEGALA puji bagi ALLAH, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosululloh. Amma ba’du.

Pembaca yang budiman, sesungguhnya ALLAH memiliki hamba-hamba yang mulia di atas muka bumi ini. Jasad-jasad mereka ada di dunia akan tetapi cita-cita hati mereka tergantung di akhirat. Merekalah Ibad-ur-Rahman. Di dalam Al Quran ALLAH memuji mereka, menerangkan ciri-cirinya agar orang-orang pun merasa tertarik dan bersemangat untuk meniru kebaikan mereka.

MENCARI PENAWAR DUKA, PENGUBAT SENGSARA

APABILA insan terjatuh dalam ujian hidup; kesusahan, keperitan, kezaliman, keresahan, kesedihan dan segala rupa paras penderitaan, insan akan bertanya, apakah penawarnya? Di manakah jalan keluar dari segala kegelapan ini? Bagaimana mungkin dapat aku buang derita yang bersarang dalam jiwa dan peristiwa? Dapatkah aku keluar dari kemelut ini?

Sebahagian ujian itu, jika diukur dengan akal insani, seakan tiada lagi baginya jalan keluar. Warna kegelapan kadang-kala merangkumi segala penjuru, hanya Allah sahaja yang mampu mengeluarkan insan dari keadaan yang sedemikian. Kadang-kala pula insan terpaksa berhadapan dengan realiti yang amat pahit, tidak mampu ditolak oleh dirinya yang kerdil. Namun, insan yang beriman yakin bahawa Allah Yang Maha Berkuasa boleh menukar segala keadaan. Menggantikannya dengan lebih baik yang tidak disangka. Memindahkan duka kepada bahagia dalam pelbagai rupa dan warna.
Persoalannya, bagaimanakah caranya agar Allah Yang Agung melimpahkan rahmatNya lalu menurunkan pertolonganNya. Ya, memang insan disuruh berdoa dan merintih kepadaNya. Namun apakah caranya agar mustajab lalu Allah membawanya keluar dari daerah duka kepada daerah sejahtera atau bahagia? Apakah ungkapan yang meredhakan Tuhan al-Rahman yang menjadikanNya dengan pantas mendengar rintihan insan?

KEMURNIAN JIWA

KEHIDUPAN senantiasa diwarnai dengan cobaan. Orang yang memandang dengan mata HATI yang jernih dan bimbingan cahaya al-Qur’an akan bisa menyaksikan betapa hebat ujian dan cobaan yang datang dan pergi silih berganti. Fitnah datang bertubi-tubi. Sehingga hal itu membuat sebagian orang terhempas oleh ombak fitnah yang dia alami. Namun, di sisi lain ada pula orang yang tetap tegar menghadapi terpaan gelombang fitnah ini dengan taufik dari ALLAH سبحانا وتعاﱃ kepada dirinya. Inilah sunnatullah di jagad raya yang akan memisahkan barisan hamba-hamba yang berbahagia dengan hamba-hamba yang binasa.

ALLAH سبحانا وتعاﱃ berfirman di dalam kitab-NYA yang mulia,
    “Sungguh berbahagia orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang justru mengotorinya.” (Asy Syams: 9-10)
ALLAH lah yang telah menciptakan jiwa dengan segenap tabiat dan perangainya. Dan ALLAH pula yang mengilhamkan kepadanya potensi untuk bertakwa dan potensi untuk berbuat dosa. Maka barang siapa yang memilih ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-NYA  صلیﷲ علیﻪ و سلم serta menjunjung tinggi hal itu di atas segala-galanya maka sungguh dia telah menyucikan jiwanya dan membersihkannya dari akhlak-akhlak yang rendah dan tercela. Dan orang yang menyucikan jiwanya itu berarti akan merasakan kebahagiaan hakiki di dunia dan di akhiratnya, semoga ALLAH memasukkan kita ke dalam golongan ini. Sebaliknya, barang siapa yang justru memperturutkan kemauan hawa nafsunya tanpa mematuhi rambu-rambu syariat yang ditetapkan oleh ALLAH yang Maha bijaksana, maka sesungguhnya dia telah mengotori jiwanya. Dan jelas sudah bagi kita bahwa orang yang mengotori jiwanya akan merasakan kerugian dan kesempitan hidup di dunia maupun akhiratnya.


HAKIKAT KESOMBONGAN

SALAH satu tujuan diutusnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
    إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
    Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)
Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil الْقُرْآنَ dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap SOMBONG.


SEPERTI HATI BURUNG

DARI Abu Hurairah رضي الله عنه, dari Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم, beliau bersabda,
    Akan masuk surga suatu kaum, HATI mereka seperti HATI burung. ” (HR. Muslim)
Lantas seperti apa HATI burung?
Hal ini dijelaskan oleh hadits dari sahabat Umar Bin Khatab رضي الله عنه, bahwasannya beliau mendengar Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سلم bersabda,
    Andaikan kalian tawakal kepada ALLAH dengan sebenarnya, niscaya ALLAH akan memberi rezki kepada kalian seperti memberi rezki kepada burung. Mereka pergi pagi hari dengan perut kosong dan pulang sore hari dengan perut kenyang” (Shahih Tirmidzi, Beliau berkata, ‘hadits hasan sohih')

HATI YANG TERBAIK

SAIDINA
‘Ali radhiallahu ‘anhu berwasiat kepada muridnya, Kumail bin Ziyad,
    “Wahai Kumail bin Ziyad. HATI manusia itu bagaikan bejana (wadah). Oleh karena itu, HATI yang terbaik adalah HATI yang paling banyak memuat ilmu. Camkanlah baik-baik apa yang akan kusampaikan kepadamu. Manusia itu terdiri dari 3 kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau belajar, dan orang inilah yang berada di atas jalan keselamatan. Orang yang tidak berguna dan gembel (selekeh, buruk, keji), dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.”  (Hilyah al-Auliya 1/70-80)