Saturday, February 5, 2011

BAGAIMANA MERAIH ILMU YANG BERMANFAAT?

Those truly fear Allah, among His Servants, who have knowledge: for Allah is Exalted in Might, Oft-Forgiving. (Translation by: Yusuf Ali)
 Sesungguhnya yang memiliki rasa takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu (tentang agama Allah). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun [Fathir: 35: 28] 


MERUPAKAN
hal yang sudah diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, terlebih lagi oleh para penuntut ilmu agama, keutamaan besar yang ALLAH sediakan bagi orang-orang yang mempelajari ilmu agama. Keutamaan tersebut disebutkan dalam banyak ayat الْقُرْآنَ dan hadits Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سل, serta keterangan dari para ulama salaf, sampai-sampai Imam Ibnul Qayyim dalam juz pertama dari kitab beliau “Miftahu Daaris Sa’adah” memuat pembahasan khusus tentang keutamaan dan kemuliaan mempelajari ilmu agama, dalam bab yang berjudul: Keutamaan dan kemuliaan (mempelajari) ilmu (agama), penjelasan tentang besarnya kebutuhan untuk (mempelajari) ilmu ini, serta tergantungnya kesempurnaan (iman) dan keselamatan seorang hamba di dunia dan akhirat kepada ilmu (agama) ini.

Dalam bab tersebut Ibnul Qayyim menyebutkan lebih dari seratus lima puluh segi keutamaan ilmu, berdasarkan dalil-dalil dari الْقُرْآنَ dan Sunnah Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سل serta keterangan para ulama salaf rahimahumullah, sehingga pembahasan tentang keutamaan ilmu yang beliau sebutkan dalam kitab tersebut adalah pembahasan yang sangat lengkap dan menyeluruh, yang mungkin tidak kita dapati di kitab-kitab para ulama lainnya.

Namun sayangnya, kebanyakan dari kita – termasuk para penuntut ilmu sendiri – sering lalai dan kurang menyadari bahwa ilmu yang dimaksud dalam ayat-ayat الْقُرْآنَ dan hadits-hadits Nabi صلیﷲ علیﻪ و سل tersebut bukanlah sekedar teori belaka, yang hanya terlihat dalam bentuk hapalan yang kuat, atau kemampuan yang mengagumkan dalam berceramah dan menyampaikan materi kajian, atau gelar dan titel yang disandang, tanpa adanya wujud nyata dan pengaruh dari kemanfaatan ilmu tersebut bagi orang yang mempelajarinya.

SYUKUR DIKALA MERAIH SUKSES

DIKALA impian belum terwujud, kita selalu banyak memohon dan terus berSABAR menantinya. Namun di kala impian sukses tercapai, kadang kita malah lupa daratan dan melupakan Yang Di Atas yang telah memberikan berbagai kenikmatan. Oleh karenanya, apa kiat (tips, secret) ketika kita telah mencapai hasil yang kita idam-idamkan? Itulah yang sedikit akan kami kupas dalam tulisan sederhana  ini.


AKUI SETIAP NIKMAT BERASAL DARI-NYA

Inilah yang harus diakui oleh setiap orang yang mendapatkan nikmat. Nikmat adalah segala apa yang diinginkan dan dicari-cari. Nikmat ini harus diakui bahwa semuanya berasal dari ALLAH Ta’ala dan jangan berlaku angkuh dengan menyatakan ini berasal dari usahanya semata atau ia memang pantas mendapatkannya. Cuba kita renungkan firman ALLAH Ta’ala (maksudnya),
    Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Fushshilat: 49). Atau pada ayat lainnya,
    Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (Fushshilat: 51)
Inilah tabiat manusia, yang selalu tidak SABAR jika ditimpa kebaikan atau kejelekan. Ia akan selalu berdo’a pada ALLAH agar diberikan kekayaan, harta, anak keturunan, dan hal dunia lainnya yang ia cari-cari. Dirinya tidak bisa merasa puas dengan yang sedikit. Atau jika sudah diberi lebih pun, dirinya akan selalu menambah lebih. Ketika ia ditimpa malapetaka (sakit dan kefakiran), ia pun putus asa.

Friday, February 4, 2011

HIBURAN BAGI YANG MENDAPATKAN MUSIBAH

BERIKUT adalah beberapa nasehat dari ayat al Qur’an, hadits dan perkataan ulama yang semoga bisa menghibur setiap orang yang sedang mengalami musibah.


MUSIBAH TERASA RINGAN DENGAN MENGINGAT PENDERITAAN
YANG DIALAMI ORANG SOLEH 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.” [1]

Dalam lafazh yang lain disebutkan.
    Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku. Ia akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.” [2] Ternyata, musibah orang yang lebih SOLEH dari kita memang lebih berat dari yang kita alami. Sudah seharusnya kita tidak terus larut dalam kesedihan.

MASA MUDA, WAKTU UTAMA BERAMAL SHOLEH

WAKTU
muda, kata sebagian orang adalah waktu untuk hidup foya-foya, masa untuk bersenang-senang. Sebagian mereka mengatakan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.” Inilah guyonan (Eng: joke, object of fun ) sebagian PEMUDA. Bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, lalu mati bisa masuk surga[?] Sungguh hal ini dapat kita katakan sangatlah mustahil. Untuk masuk surga pastilah ada sebab dan tidak mungkin hanya dengan foya-foya seperti itu. Semoga melalui risalah ini dapat membuat para PEMUDA sadar, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya dengan sebaik-baiknya. Hanya pada ALLAH-lah tempat kami bersandar dan berserah diri.

Wednesday, February 2, 2011

MA’RIFATULLAH SEBAGAI FONDISI KEHIDUPAN


KEMBALIKAN SEMUANYA KEPADA ALLAH

KITA ADALAH MILIK ALLAH. ALLAH yang menciptakan kita. Karena itu ALLAH tentu yang paling tahu keadaan kita. ALLAH yang mengurus diri kita setiap saat. Kita sesungguhnya tidak pernah tahu bagaimana cara mengurus diri sendiri. Kita tidak tahu kerja jantung, paru-paru, otak atau organ tubuh lainnya. Kita hanya tahu sedikit saja. Jadi, sekali lagi hanya ALLAH, cuma ALLAH yang paling tahu dan bisa mengurus diri kita.

Maka, tentu ALLAH juga yang paling tahu apa yang telah kita lakukan. ALLAH mengetahui semua dosa dan kejelekan kita. ALLAH Maha Tahu apa isi hati kita. Termasuk juga mengetahui segala masalah yang kita hadapi. Sebaliknya, ALLAH juga yang mengetahui semua jalan keluar dari setiap kesulitan yang kita alami. Maka, sebenarnya kita hanya disuruh untuk menyelesaikan setiap masalah dengan ALLAH, Yang Maha Mengetahui jalan keluarnya. Karena, kita tidak akan mungkin menyelesaikan setiap masalah sendiri dengan benar tanpa petunjuk atau tuntunan dari ALLAH.

(UPAYA) MENGHIDUPKAN QALBU


KALAU ada satu keberuntungan bagi manusia dibanding dengan hewan (haiwan), maka itu adalah bahwa manusia memiliki kesempatan untuk ma’rifat (kesanggupan mengenal Allah). Kesanggupan ini dikaruniakan Allah karena manusia memiliki akal dan yang terutama sekali HATI nurani. Inilah karunia Allah yang sangat besar bagi manusia.

Orang-orang yang HATInya benar-benar berfungsi akan berhasil mengenali dirinya dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenali Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini, kecuali keberhasilan mengenali diri dan Tuhannya.

Karenanya, siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan HATI nuraninya, dia akan jahil, akan bodoh, baik dalam mengenal dirinya sendiri, lebih-lebih lagi dalam mengenal Allah Azza wa Jalla, Zat yang telah menyempurnakan kejadiannya dan pula mengurus tubuhnya lebih daripada apa yang bisa ia lakukan terhadap dirinya sendiri.

(URGENSI) CINTA, TAKUT DAN HARAP KEPADA ALLAH


IBADAH bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan HATI sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.

Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap Muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “CINTA, TAKUT dan HARAP”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Allah dengan CINTA saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (TAKUT) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa HARAP saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan CINTA, TAKUT dan HARAP maka dia seorang MUKMIN.”