DALAM usaha ke arah taqwa, orang Mukmin digalakkan berkorban pada jalan الله atau disebut Infak fisabilillah. Maksud Infak fisabilillah atau berkorban pada jalan الله mengikut pengertian syariat ialah berbelanja apa yang ada ke jalan yang diredhai oleh الله atau berkorban berhabis-habisan apa yang ada, sama ada harta, wang, tenaga, masa, fikiran hatta nyawa sekalipun semata-mata untuk الله.
Berkorban atau berbelanja pada jalan الله ertinya terpaksa kurangkan harta atau susutkan harta, kurang wang, kurang masa untuk dirinya berehat atau langsung tidak rehat, kurang dapat kasih sayang atau langsung tidak dapat kasih sayang dan bermanja dengan isteri-isteri, suami, anak-anak dan keluarga.
Rumah yang besar jadi kecil atau langsung tidak ada rumah. Yang bisa dapat kasih sayang, sudah tidak dapat lagi. Terpaksa tinggalkan anak-anak, isteri-isteri, suami, ibu ayah, saudara-mara, sahabat-handai, kampung halaman, harta, rumah tangga, tinggal jawatan, kedudukan, ijazah, menara gading dan tinggal segala -galanya kerana diuntukkan segala-galanya tadi buat mencari keredhaan الله.
Monday, April 11, 2011
APAKAH SEBENARNYA ‘TAQWA’?
TAQWA bukan setakat melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan الله. Bukan setakat menunai ketaatan dan menjauhkan kemaksiatan. Bukan juga setakat meninggalkan apa yang haram dan menunaikan apa yang fardhu. Bukan setakat menjauhkan yang syirik dengan beramal dan taat kepada الله. Bukan setakat menjauhkan diri dari segala apa yang akan menjauhkan diri kita daripada الله. Bukan setakat menghadkan diri kepada yang halal sahaja dan bukan setakat beramal untuk menjuruskan ketaatan kepada الله semata-mata.


Bila disebut TAQWA, kebanyakkan dari kita memahaminya sebagai takutkan الله. Takut kepada الله hanyalah satu daripada sifat mahmudah yang terangkum dalam sifat TAQWA tetapi ia bukan TAQWA. Takut dalam bahasa Arab ialah khauf atau khasya.
TAQWA berasal dari perkataan waqa–yaqi–wiqoyah yang ertinya memelihara. Hujahnya ialah ayat الْقُرْآنَ seperti berikut:


Bila disebut TAQWA, kebanyakkan dari kita memahaminya sebagai takutkan الله. Takut kepada الله hanyalah satu daripada sifat mahmudah yang terangkum dalam sifat TAQWA tetapi ia bukan TAQWA. Takut dalam bahasa Arab ialah khauf atau khasya.
TAQWA berasal dari perkataan waqa–yaqi–wiqoyah yang ertinya memelihara. Hujahnya ialah ayat الْقُرْآنَ seperti berikut:

GANASNYA SYIRIK!
SYIRIK merupakan dosa paling besar, kezaliman yang paling zalim, dosa yang tidak akan diampuni الله, dan pelakunya diharamkan masuk surga serta seluruh amal yang pernah dilakukannya selama di dunia akan hangus dan sia-sia. Oleh sebab itu mengenal hakikat SYIRIK dan bahayanya adalah perkara yang sangat penting.

الله ta’ala berfirman yang artinya,

الله ta’ala berfirman yang artinya,
- “Wahai umat manusia, sembahlah (الله) Rabb yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. Dia itu lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia pula yang telah menurunkan air hujan dari langit sehingga mampu mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezki untuk kalian maka janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi الله sedangkan kalian mengetahui.” (Al Baqarah : 21-22)
MERAIH DERAJAT IHSAN
DERAJAT IHSAN merupakan tingkatan tertinggi keislaman seorang hamba. Tidak semua orang bisa meraih derajat yang mulia ini. Hanya hamba-hamba الله yang khusus saja yang bisa mencapai derajat mulia ini. Oleh karena itu, merupakan keutamaan tersendiri bagi hamba yang mampu meraihnya. Semoga الله ‘Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk di dalamnya.

Suatu ketika Malaikat Jibril عليه السلام datang di majelis Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم dan para sahabatnya dalam rupa manusia, kemudian menanyakan kepada Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم beberapa pertanyaan. Di antara pertanyaannya adalah tentang makna Islam, Iman, dan IHSAN. Kemudian Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم menjawabnya dan dibenarkan oleh Jibril. Berdasarkan hadist ini [1], para ulama membagi agama Islam menjadi tiga tingkatan yaitu islam, iman, dan IHSAN.


MENJEMPUT BAHAGIA DENGAN TAKWA
TAKWA, singkat namun sarat makna. Betapa sering para khatib menyerukan kepada jama’ah sholat Jum’at setiap pekannya untuk melakukannya. TAKWA, tak hanya mengingatkan kita tentang apa yang seharusnya kita tinggalkan demi mengharapkan ridha-NYA dan karena takut hukuman-NYA. Namun TAKWA juga mengingatkan kita akan kehidupan yang akan dialami manusia setelah kematiannya. Kehidupan yang penuh tanda tanya. Sebab saat ini tidak ada di antara kita yang bisa memastikan akan kemanakah dirinya; ke surga ataukah ke neraka? Sebuah pertanyaan besar yang tersimpan jawabnya di dalam suratan takdir di sisi-NYA.

Saudaraku, menentukan jalan hidup adalah perkara besar yang membuat banyak orang kelimpungan (bingung) dan tak tahu harus ke mana dia melangkah. Padahal, ilham kepada jiwa tak lepas dari dua pilihan fujur (dosa) atau TAKWA. Sebagaimana yang ALLAH تعاﱃ nyatakan dalam ayat (artinya),


- “Maka ALLAH mengilhamkan kepadanya jalan kefajiran dan ketakwaannya.” (asy-Syams [91] : 8)
JALAN YANG LURUS
SEGALA puji bagi ﷲ yang telah menunjukkan JALAN YANG LURUS dan mengangkat hamba terkasih-NYA sebagai pemandu menuju-NYA. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad صلیﷲ علیﻪ و سلم sebaik-baik Nabi dan Utusan, dan juga bagi para sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amma ba’du.
Ayat-ayat الْقُرْآنَ yang begitu indah dan menakjubkan, memberikan kepada kita gambaran yang jelas mengenai karakter dan hakikat JALAN YANG LURUS. Jalan yang setiap hari kita mohon kepada ﷲ untuk ditunjuki kepadanya. Jalan yang akan menghantarkan penempuhnya menuju syurga dan kebahagiaan, serta melemparkan orang yang melenceng (BM: menukar arah dengan tiba2. Eng: swerve) darinya menuju neraka dan kesengsaraan

Ayat-ayat الْقُرْآنَ yang begitu indah dan menakjubkan, memberikan kepada kita gambaran yang jelas mengenai karakter dan hakikat JALAN YANG LURUS. Jalan yang setiap hari kita mohon kepada ﷲ untuk ditunjuki kepadanya. Jalan yang akan menghantarkan penempuhnya menuju syurga dan kebahagiaan, serta melemparkan orang yang melenceng (BM: menukar arah dengan tiba2. Eng: swerve) darinya menuju neraka dan kesengsaraan

ﷲ تعاﱃ berfirman (yang artinya),
- “Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.” ( al-Fatihah: 7)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,
- “Dengan ucapan anda ‘Ihdinash shirathal mustaqim’ itu artinya anda telah meminta kepada الله تعاﱃ ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.” (Tafsir Juz ‘Amma, hal. 12)
- “Maka orang yang diberi nikmat atas mereka yaitu orang yang berilmu sekaligus beramal. Adapun orang-orang yang dimurkai yaitu orang-orang yang berilmu namun tidak beramal. Sedangkan orang-orang yang tersesat ialah orang-orang yang beramal tanpa landasan ilmu.” (Tsamrat al-’Ilmi al-’Amalu, hal. 14)
AKU INGIN BERTAUBAT, TETAPI …
“Aku ingin bertaubat hanya saja dosaku terlalu banyak. Aku pernah terjerumus dalam zina. Sampai-sampai aku pun hamil dan sengaja membunuh jiwa dalam kandungan. Aku ingin berubah dan bertaubat. Mungkinkah ﷲ mengampuni dosa-dosaku?!”
Sebagai nasehat dan semoga tidak membuat kita berputus dari rahmat ﷲ, cobalah kita lihat sebuah kisah yang pernah disebutkan oleh Nabi berikut ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran-pelajaran berharga di dalamnya.


- “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya. Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah سبحانا وتعاﱃ ﷲ, maka sembahlah ﷲ bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.” Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada ﷲ”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.” [1]
Monday, March 14, 2011
HIDAYAH MILIK ﷲ
PEMBACA yang semoga dirahmati ﷲ تعاﱃ, mungkin kita sering berfikir, sudah banyak sekali cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi. Akan tetapi, segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk merubahnya menjadi seseorang yang baik. Sebenarnya apa yang salah dengan upaya kita, bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?

- “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-NYA, dan ﷲ lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Al Qashash: 56)
- “ﷲ mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan HIDAYAH, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya.”
Monday, February 14, 2011
WASPADA PINTU MASUK SYAITAN

- "Maka keluarlah kamu dari syurga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Iblis berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan." ALLAH berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. ( Shad: 77-83)
Di antara pintu-pintu dan metode syaitan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai adalah:
Sunday, February 13, 2011
IBAD-UR-RAHMAN
SEGALA puji bagi ALLAH, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosululloh. Amma ba’du.
Pembaca yang budiman, sesungguhnya ALLAH memiliki hamba-hamba yang mulia di atas muka bumi ini. Jasad-jasad mereka ada di dunia akan tetapi cita-cita hati mereka tergantung di akhirat. Merekalah Ibad-ur-Rahman. Di dalam Al Quran ALLAH memuji mereka, menerangkan ciri-cirinya agar orang-orang pun merasa tertarik dan bersemangat untuk meniru kebaikan mereka.
MENCARI PENAWAR DUKA, PENGUBAT SENGSARA
APABILA insan terjatuh dalam ujian hidup; kesusahan, keperitan, kezaliman, keresahan, kesedihan dan segala rupa paras penderitaan, insan akan bertanya, apakah penawarnya? Di manakah jalan keluar dari segala kegelapan ini? Bagaimana mungkin dapat aku buang derita yang bersarang dalam jiwa dan peristiwa? Dapatkah aku keluar dari kemelut ini?
Sebahagian ujian itu, jika diukur dengan akal insani, seakan tiada lagi baginya jalan keluar. Warna kegelapan kadang-kala merangkumi segala penjuru, hanya Allah sahaja yang mampu mengeluarkan insan dari keadaan yang sedemikian. Kadang-kala pula insan terpaksa berhadapan dengan realiti yang amat pahit, tidak mampu ditolak oleh dirinya yang kerdil. Namun, insan yang beriman yakin bahawa Allah Yang Maha Berkuasa boleh menukar segala keadaan. Menggantikannya dengan lebih baik yang tidak disangka. Memindahkan duka kepada bahagia dalam pelbagai rupa dan warna.
Persoalannya, bagaimanakah caranya agar Allah Yang Agung melimpahkan rahmatNya lalu menurunkan pertolonganNya. Ya, memang insan disuruh berdoa dan merintih kepadaNya. Namun apakah caranya agar mustajab lalu Allah membawanya keluar dari daerah duka kepada daerah sejahtera atau bahagia? Apakah ungkapan yang meredhakan Tuhan al-Rahman yang menjadikanNya dengan pantas mendengar rintihan insan?

Persoalannya, bagaimanakah caranya agar Allah Yang Agung melimpahkan rahmatNya lalu menurunkan pertolonganNya. Ya, memang insan disuruh berdoa dan merintih kepadaNya. Namun apakah caranya agar mustajab lalu Allah membawanya keluar dari daerah duka kepada daerah sejahtera atau bahagia? Apakah ungkapan yang meredhakan Tuhan al-Rahman yang menjadikanNya dengan pantas mendengar rintihan insan?
KEMURNIAN JIWA
KEHIDUPAN senantiasa diwarnai dengan cobaan. Orang yang memandang dengan mata HATI yang jernih dan bimbingan cahaya al-Qur’an akan bisa menyaksikan betapa hebat ujian dan cobaan yang datang dan pergi silih berganti. Fitnah datang bertubi-tubi. Sehingga hal itu membuat sebagian orang terhempas oleh ombak fitnah yang dia alami. Namun, di sisi lain ada pula orang yang tetap tegar menghadapi terpaan gelombang fitnah ini dengan taufik dari ALLAH سبحانا وتعاﱃ kepada dirinya. Inilah sunnatullah di jagad raya yang akan memisahkan barisan hamba-hamba yang berbahagia dengan hamba-hamba yang binasa.
ALLAH سبحانا وتعاﱃ berfirman di dalam kitab-NYA yang mulia,
- “Sungguh berbahagia orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang justru mengotorinya.” (Asy Syams: 9-10)

HAKIKAT KESOMBONGAN
SALAH satu tujuan diutusnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
- إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
- “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)

SEPERTI HATI BURUNG
DARI Abu Hurairah رضي الله عنه, dari Nabi صلیﷲ علیﻪ و سلم, beliau bersabda,
- “Akan masuk surga suatu kaum, HATI mereka seperti HATI burung. ” (HR. Muslim)

- “Andaikan kalian tawakal kepada ALLAH dengan sebenarnya, niscaya ALLAH akan memberi rezki kepada kalian seperti memberi rezki kepada burung. Mereka pergi pagi hari dengan perut kosong dan pulang sore hari dengan perut kenyang” (Shahih Tirmidzi, Beliau berkata, ‘hadits hasan sohih')
HATI YANG TERBAIK

- “Wahai Kumail bin Ziyad. HATI manusia itu bagaikan bejana (wadah). Oleh karena itu, HATI yang terbaik adalah HATI yang paling banyak memuat ilmu. Camkanlah baik-baik apa yang akan kusampaikan kepadamu. Manusia itu terdiri dari 3 kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau belajar, dan orang inilah yang berada di atas jalan keselamatan. Orang yang tidak berguna dan gembel (selekeh, buruk, keji), dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.” (Hilyah al-Auliya 1/70-80)
Saturday, February 5, 2011
BAGAIMANA MERAIH ILMU YANG BERMANFAAT?
Those truly fear Allah, among His Servants, who have knowledge: for Allah is Exalted in Might, Oft-Forgiving. (Translation by: Yusuf Ali)
Sesungguhnya yang memiliki rasa takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu (tentang agama Allah). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun [Fathir: 35: 28]


Dalam bab tersebut Ibnul Qayyim menyebutkan lebih dari seratus lima puluh segi keutamaan ilmu, berdasarkan dalil-dalil dari الْقُرْآنَ dan Sunnah Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سل serta keterangan para ulama salaf rahimahumullah, sehingga pembahasan tentang keutamaan ilmu yang beliau sebutkan dalam kitab tersebut adalah pembahasan yang sangat lengkap dan menyeluruh, yang mungkin tidak kita dapati di kitab-kitab para ulama lainnya.
Namun sayangnya, kebanyakan dari kita – termasuk para penuntut ilmu sendiri – sering lalai dan kurang menyadari bahwa ilmu yang dimaksud dalam ayat-ayat الْقُرْآنَ dan hadits-hadits Nabi صلیﷲ علیﻪ و سل tersebut bukanlah sekedar teori belaka, yang hanya terlihat dalam bentuk hapalan yang kuat, atau kemampuan yang mengagumkan dalam berceramah dan menyampaikan materi kajian, atau gelar dan titel yang disandang, tanpa adanya wujud nyata dan pengaruh dari kemanfaatan ilmu tersebut bagi orang yang mempelajarinya.
SYUKUR DIKALA MERAIH SUKSES
DIKALA impian belum terwujud, kita selalu banyak memohon dan terus berSABAR menantinya. Namun di kala impian sukses tercapai, kadang kita malah lupa daratan dan melupakan Yang Di Atas yang telah memberikan berbagai kenikmatan. Oleh karenanya, apa kiat (tips, secret) ketika kita telah mencapai hasil yang kita idam-idamkan? Itulah yang sedikit akan kami kupas dalam tulisan sederhana ini.
AKUI SETIAP NIKMAT BERASAL DARI-NYA

- “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Fushshilat: 49). Atau pada ayat lainnya,
- “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (Fushshilat: 51)
Friday, February 4, 2011
HIBURAN BAGI YANG MENDAPATKAN MUSIBAH
BERIKUT adalah beberapa nasehat dari ayat al Qur’an, hadits dan perkataan ulama yang semoga bisa menghibur setiap orang yang sedang mengalami musibah.
MUSIBAH TERASA RINGAN DENGAN MENGINGAT PENDERITAAN
YANG DIALAMI ORANG SOLEH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- “Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.” [1]
Dalam lafazh yang lain disebutkan.
- “Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku. Ia akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.” [2] Ternyata, musibah orang yang lebih SOLEH dari kita memang lebih berat dari yang kita alami. Sudah seharusnya kita tidak terus larut dalam kesedihan.
MASA MUDA, WAKTU UTAMA BERAMAL SHOLEH

Wednesday, February 2, 2011
MA’RIFATULLAH SEBAGAI FONDISI KEHIDUPAN
Click on people's faces in the photo to tag them. |
SECARA fitrah, manusia memiliki kebutuhan standar (standard, normal).
Dalam salah satu bukunya, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa manusia memiliki kecenderunagn untuk menCINTAi dirinya, menCINTAi kesempurnaannya, serta menCINTAi eksistensinya. Dan sebaliknya, manusia cenderung memberi hal-hal yang dapat menghancurkan, meniadakan, mengurangi atau menghancurkan kesempurnaan itu.
Orang besar terkenal banyak dipuji-puji, memiliki pengaruh dan kekayaan yang melimpah, pengikutnya beribu-ribu, akan takut setengah mati jika takdir mendadak merubahnya menjadi miskin, lemah, bangkrut (bankrup), terasing atau ditinggalkan manusia. Begitulah tabiat manusia. Padahal, keCINTAan kita kepada selain ALLAH sampai begitu banyak, maka CINTA itu pasti akan musnah.
Dalam salah satu bukunya, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa manusia memiliki kecenderunagn untuk menCINTAi dirinya, menCINTAi kesempurnaannya, serta menCINTAi eksistensinya. Dan sebaliknya, manusia cenderung memberi hal-hal yang dapat menghancurkan, meniadakan, mengurangi atau menghancurkan kesempurnaan itu.
Orang besar terkenal banyak dipuji-puji, memiliki pengaruh dan kekayaan yang melimpah, pengikutnya beribu-ribu, akan takut setengah mati jika takdir mendadak merubahnya menjadi miskin, lemah, bangkrut (bankrup), terasing atau ditinggalkan manusia. Begitulah tabiat manusia. Padahal, keCINTAan kita kepada selain ALLAH sampai begitu banyak, maka CINTA itu pasti akan musnah.
KEMBALIKAN SEMUANYA KEPADA ALLAH
Click on people's faces in the photo to tag them. |

Maka, tentu ALLAH juga yang paling tahu apa yang telah kita lakukan. ALLAH mengetahui semua dosa dan kejelekan kita. ALLAH Maha Tahu apa isi hati kita. Termasuk juga mengetahui segala masalah yang kita hadapi. Sebaliknya, ALLAH juga yang mengetahui semua jalan keluar dari setiap kesulitan yang kita alami. Maka, sebenarnya kita hanya disuruh untuk menyelesaikan setiap masalah dengan ALLAH, Yang Maha Mengetahui jalan keluarnya. Karena, kita tidak akan mungkin menyelesaikan setiap masalah sendiri dengan benar tanpa petunjuk atau tuntunan dari ALLAH.
(UPAYA) MENGHIDUPKAN QALBU
Click on people's faces in the photo to tag them. |

Orang-orang yang HATInya benar-benar berfungsi akan berhasil mengenali dirinya dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenali Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini, kecuali keberhasilan mengenali diri dan Tuhannya.
Karenanya, siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan HATI nuraninya, dia akan jahil, akan bodoh, baik dalam mengenal dirinya sendiri, lebih-lebih lagi dalam mengenal Allah Azza wa Jalla, Zat yang telah menyempurnakan kejadiannya dan pula mengurus tubuhnya lebih daripada apa yang bisa ia lakukan terhadap dirinya sendiri.
(URGENSI) CINTA, TAKUT DAN HARAP KEPADA ALLAH
Click on people's faces in the photo to tag them. |
IBADAH bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan HATI sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.
Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap Muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “CINTA, TAKUT dan HARAP”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Allah dengan CINTA saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (TAKUT) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa HARAP saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan CINTA, TAKUT dan HARAP maka dia seorang MUKMIN.”
Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap Muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “CINTA, TAKUT dan HARAP”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Allah dengan CINTA saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (TAKUT) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa HARAP saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan CINTA, TAKUT dan HARAP maka dia seorang MUKMIN.”
Thursday, January 27, 2011
TAKWA! SEMUDAH ITUKAH?

- “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui.” (Ali ‘Imran: 134-135)
UBAT PENENANG JIWA
Click on people's faces in the photo to tag them. |

Namun, ada sebuah fenomena memprihatinkan yang sulit sekali dilepaskan dari upaya ini. Seringkali kita jumpai manusia memakai cara-cara yang dibenci oleh Allah demi mencapai keinginan mereka.
Ada di antara mereka yang terjebak dalam jerat harta. Ada yang terjebak dalam jerat wanita. Ada yang terjebak dalam hiburan yang tidak halal. Ada pula yang terjebak dalam aksi-aksi brutal atau tindak kriminal.
Apabila permasalahan ini kita cermati, ada satu faktor yang bisa ditengarai (diketengahkan) sebagai sumber utama munculnya itu semua. Hal itu tidak lain adalah karena manusia tidak lagi menemukan ketenangan dan kepuasan JIWA dengan berdzikir dan mengingat Rabb mereka.
Wednesday, January 26, 2011
TANDA-TANDA KELEMAHAN JIWA
Click on people's faces in the photo to tag them. |
PERNAHKAH kita boros berbelanja hingga kita berbelanja hebat sedangkan sebahagian besar yang kita beli adalah perkara-perkara yang sebenarnya kita tak perlukan? Atau mungkin kita dikuasai amarah hingga kita melupakan persahabatan dan persaudaraan lalu segalanya kita korbankan agar hati kita merasa puas? Pernahkan kita sibuk dalam perkara-perkara yang kurang utama hingga berjam-jam masa kita terbuang begitu sahaja? Pernahkan kita dilanda kekecewaan hingga jiwa kita murung dan hilang keazaman lalu kita biarkan masa berlalu meninggalkan kita bersama kesedihan dan luka-luka pada jiwa? Atau pernahkah kita terlalu gembira hingga kita lupakan batasan-batasan yang akan mengekalkan kewibawaan kita?
Tentunya kita berhak untuk berbelanja setelah bertungkus lumus mengumpul kekayaan. Tentunya kita berhak untuk marah dan kecewa apatah lagi gembira sepuas-puasnya. Tetapi ingat, apabila Allah tiada lagi dijiwa kita dan nilai iman tidak lagi menjadi neraca utama dalam diri kita maka kita sebenarnya sudah menjadi tunggangan nafsu.
Tentunya kita berhak untuk berbelanja setelah bertungkus lumus mengumpul kekayaan. Tentunya kita berhak untuk marah dan kecewa apatah lagi gembira sepuas-puasnya. Tetapi ingat, apabila Allah tiada lagi dijiwa kita dan nilai iman tidak lagi menjadi neraca utama dalam diri kita maka kita sebenarnya sudah menjadi tunggangan nafsu.
YANG PALING BANYAK BERISTIGHFAR DAN BERTAUBAT

- إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
- “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus.” (Qs. Al Fath: 1-2)
Dalam kitab shohih, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
- كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ . يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
- “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa shalat sehingga kakinya pecah-pecah. Kemudian aku mengatakan kepada beliau, ‘Wahai rasulullah, kenapa engkau melakukan hal ini padahal engkau telah diampuni dosa yang telah lalu dan akan datang.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Tidakkah engkau menyukai aku menjadi hamba yang bersyukur.’” (HR. Muslim no. 7304)
Labels:
MUQARRABIN
LAKSANA SETETES (SETITIS) AIR DI TENGAH SAMUDERA
Click on people's faces in the photo to tag them. |

“Kelazatan mengikuti rasa cinta. Ia akan menguat mengikuti menguatnya cinta dan melemah pula seiring dengan melemahnya cinta. Setiap kali keinginan terhadap al-mahbub (sosok yang dicintai) serta kerinduan kepadanya menguat maka semakin sempurna pula kelazatan yang akan dirasakan tatkala sampai kepada tujuannya tersebut. Sementara rasa cinta dan kerinduan itu sangat tergantung kepada ma’rifah/pengenalan dan ilmu tentang sosok yang dicintai. Setiap kali ilmu yang dimiliki tentangnya bertambah sempurna maka niscaya kecintaan kepadanya pun semakin sempurna.
Apabila kenikmatan yang sempurna di akhirat serta kelazatan yang sempurna berporos (BM: asas) kepada ilmu dan kecintaan, maka itu artinya barangsiapa yang lebih dalam pengenalannya dalam beriman kepada Allah, nama-nama, sifat-sifat-Nya serta -betul-betul meyakini- agama-Nya niscaya kelazatan yang akan dia rasakan tatkala berjumpa, bercengkerama, memandang wajah-Nya dan mendengar ucapan-ucapan-Nya juga semakin sempurna.
Adapun segala kelazatan, kenikmatan, kegembiraan, dan kesenangan -duniawi yang dirasakan oleh manusia - apabila dibandingkan dengan itu semua laksana setetes air di tengah-tengah samudera.
Tuesday, January 25, 2011
YA, HANYA SEHARI SAHAJA ...
Click on people's faces in the photo to tag them.
|
MARILAH
kita merasai hakikat kesemantaraan hidup ini. Dunia hanyalah
persinggahan sementara, segala apa yang kita banggakan sekarang bakal
kita tinggalkan untuk selama-lamanya. Segala kekayaan yang kita miliki,
pangkat dan kuasa bahkan keluarga yang kita kasihi ... semuanya akan
kita tinggalkan.
Sampai saatnya, tubuh kita akan dimandikan dan dikapankan. Kita akan disemadikan ditempat yang sunyi sepi. Ibu kita akan melangkah pulang dengan linangan airmatanya, ayah kita akan pulang dengan menungannya yang panjang. Begitu juga sanak saudara dan teman-teman akan melangkah pulang sambil seribu kenangan mereka bersama kita bermain difikiran mereka.
Kita akan bersendirian ditempat yang sunyi sepi. Tempat yang digambarkan oleh Rasulullah موسل ليه الله صلى sebagai taman daripada taman-taman syurga atau lubang daripada lubang api neraka.
Sampai saatnya, tubuh kita akan dimandikan dan dikapankan. Kita akan disemadikan ditempat yang sunyi sepi. Ibu kita akan melangkah pulang dengan linangan airmatanya, ayah kita akan pulang dengan menungannya yang panjang. Begitu juga sanak saudara dan teman-teman akan melangkah pulang sambil seribu kenangan mereka bersama kita bermain difikiran mereka.
Kita akan bersendirian ditempat yang sunyi sepi. Tempat yang digambarkan oleh Rasulullah موسل ليه الله صلى sebagai taman daripada taman-taman syurga atau lubang daripada lubang api neraka.
BILA KITA INGIN BERMULA?
Click on people's faces in the photo to tag them.
|
SETIAP
kita berhak untuk meraih kejayaan dan kebahagiaan. Asalkan kita
memiliki harapan dan kemahuan serta mampu menterjemahkan harapan dan
kemahuan ini dalam bentuk sikap dan tindakan maka yang akan menghalang
kita hanyalah keputus-asaan.
Saya telah meyaksikan berbagai ragam manusia dalam menempuh kehidupan. Ada yang gagal dan ada yang berjaya. Namun jika diteliti kehidupan mereka kita hanya akan melihat satu perbezaan besar iaitu SIKAP. Sikap kita terhadap Allah, terhadap diri, orang lain dan kehidupan itu sendiri.
Saya tidak pernah percaya apatah lagi meyakini, seseorang itu berjaya kerana kegeniusannya atau kerana keturunannya. Kejayaan sebenar bermula dengan perubahan sikap; iaitu apabila kita mula memandang jauh kehadapan dengan penuh harapan serta menginginkan ketinggian dan kemuliaan, renungan itu kemudiannya dipantulkan kepada hakikat diri kita sekarang lalu kita mula meneliti sikap-sikap yang perlu kita bangunkan untuk meraih segala harapan yang kita bangunkan tadi disamping kita cuba menanggalkan segala sikap yang akan menghalangi perjalanan kita.
Saya telah meyaksikan berbagai ragam manusia dalam menempuh kehidupan. Ada yang gagal dan ada yang berjaya. Namun jika diteliti kehidupan mereka kita hanya akan melihat satu perbezaan besar iaitu SIKAP. Sikap kita terhadap Allah, terhadap diri, orang lain dan kehidupan itu sendiri.
Saya tidak pernah percaya apatah lagi meyakini, seseorang itu berjaya kerana kegeniusannya atau kerana keturunannya. Kejayaan sebenar bermula dengan perubahan sikap; iaitu apabila kita mula memandang jauh kehadapan dengan penuh harapan serta menginginkan ketinggian dan kemuliaan, renungan itu kemudiannya dipantulkan kepada hakikat diri kita sekarang lalu kita mula meneliti sikap-sikap yang perlu kita bangunkan untuk meraih segala harapan yang kita bangunkan tadi disamping kita cuba menanggalkan segala sikap yang akan menghalangi perjalanan kita.
Saturday, January 22, 2011
UNTUKMU YANG BERJIWA HANIF
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad): Hendaklah engkau menurut ugama Nabi Ibrahim, yang berdiri teguh di atas jalan yang benar; dan tiadalah ia dari orang-orang musyrik. [An-Nahl:123]
[Then We revealed to you, [O Muhammad], to follow the religion of Abraham, inclining toward truth; and he was not of those who associate with Allah. ]

SUNGGUH HIDAYAH menuju Islam yang hakiki itu merupakan kenikmatan yang terbesar dalam kehidupan manusia, karena ia adalah kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat. Orang-orang terdahulu telah mengorbankan semua yang ada pada diri mereka untuk meraihnya. Jalan itu pula kiranya yang ditempuh oleh para Nabi dan Rasul dalam mendakwahkan kalimat tauhid untuk mengesakan Allah سبحانا وتعاﱃ.
TUJUAN HIDUP

Setiap manusia sepakat dengan tujuan hidup, yaitu mencari dan menggapai kebahagian. Semua manusia ingin hidup bahagia, hanya saja kebanyakan manusia salah dalam mencari jalan kebahagiaan, banyak yang memilih sebuah jalan hidup yang ia sangka disana ada pantai kebahagian, padahal ia adalah jurang kebinasaan.
Banyak orang menyangka kebahagian itu ada pada harta, karenanya ia berletih-letih dan berpeluh mencari sumber-sumber harta. Setelah ia memperoleh harta tersebut, hatinya tetap gundah dan perasaan selalu gelisah, dalam harta yang banyak itu terdapat jiwa yang rapuh.
Banyak pula yang menyangka bahwa pangkat dan kekuasaan itu adalah kebahagian, tetapi setelah pangkat dan kekuasaan diperoleh kebahagiaan semakin jauh darinya, yang terdengar hanya keluh kesahnya.
[Then We revealed to you, [O Muhammad], to follow the religion of Abraham, inclining toward truth; and he was not of those who associate with Allah. ]

SUNGGUH HIDAYAH menuju Islam yang hakiki itu merupakan kenikmatan yang terbesar dalam kehidupan manusia, karena ia adalah kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat. Orang-orang terdahulu telah mengorbankan semua yang ada pada diri mereka untuk meraihnya. Jalan itu pula kiranya yang ditempuh oleh para Nabi dan Rasul dalam mendakwahkan kalimat tauhid untuk mengesakan Allah سبحانا وتعاﱃ.
TUJUAN HIDUP


Banyak orang menyangka kebahagian itu ada pada harta, karenanya ia berletih-letih dan berpeluh mencari sumber-sumber harta. Setelah ia memperoleh harta tersebut, hatinya tetap gundah dan perasaan selalu gelisah, dalam harta yang banyak itu terdapat jiwa yang rapuh.
Banyak pula yang menyangka bahwa pangkat dan kekuasaan itu adalah kebahagian, tetapi setelah pangkat dan kekuasaan diperoleh kebahagiaan semakin jauh darinya, yang terdengar hanya keluh kesahnya.
Friday, January 21, 2011
MENGETUK PINTU-PINTU PERTOLONGAN ALLAH
PERTOLONGAN ALLAH ITU PASTI !
"Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (ugama) Allah nescaya Allah membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu. " (Muhammad: 7)
Firman
Allah tersebut menegaskan rumusan pertolongan Allah yang bersifat
timbal balik, sebagai kesinambungan daripada ketaatan yang tinggi kaum
beriman. Bantuan dan pertolongan Allah tidak akan datang begitu saja.
Allah tidak akan memberi bantuan itu secara percuma.
Allah سبحانا وتعاﱃ menghendaki bahawa pembelaan-Nya kepada orang-orang beriman terwujud dengan adanya usaha daripada diri mereka sendiri, agar mereka mencapai kematangan dari celah-celah kesulitan yang mereka alami. Seseorang akan mencapai kematangan ketika potensi dan kekuatan terpendamnya bangkit. Dan keadaan ini tidak akan wujud kecuali ketika ia berhadapan dengan merbahaya. Ketika seseorang melakukan usaha membela diri dan menghimpun seluruh tenaganya untuk sesuatu yang mengancam aqidah, prinsip dan kehidupannya, di sanalah seluruh kekuatannya akan bangkit.
"Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (ugama) Allah nescaya Allah membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu. " (Muhammad: 7)

Allah سبحانا وتعاﱃ menghendaki bahawa pembelaan-Nya kepada orang-orang beriman terwujud dengan adanya usaha daripada diri mereka sendiri, agar mereka mencapai kematangan dari celah-celah kesulitan yang mereka alami. Seseorang akan mencapai kematangan ketika potensi dan kekuatan terpendamnya bangkit. Dan keadaan ini tidak akan wujud kecuali ketika ia berhadapan dengan merbahaya. Ketika seseorang melakukan usaha membela diri dan menghimpun seluruh tenaganya untuk sesuatu yang mengancam aqidah, prinsip dan kehidupannya, di sanalah seluruh kekuatannya akan bangkit.
Thursday, January 20, 2011
JANGANLAH BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
Click on people's faces in the photo to tag them.
|

Kenapa kita tidak memandang diri kita sebagai HAMBA? Hamba yang jiwanya Allah ilhamkan dengan kefujuran (keburukan) dan ketaqwaan. Bahkan kecenderungan kita kepada kefujuran itu kata Ibnu Jauzi seperti air yang menuruni bukit sedangkan kecenderungan pada ketaqwaan ini seperti air yang menaiki bukit hingga memerlukan satu tenaga tambahan untuk naik keatas. Tidakkah kita menyedari bahwa sedikit saja kelalaian kita dalam mengingati Allah akan mendekatkan kita pada kefujuran lalu kita akan jatuh kelembah maksiat dan dosa. Oleh itu, bukankah kita perlu sibukkan diri kita dengan taubat kepada Allah SWT? Bukankah kita juga perlukan sibukkan diri dengan doa agar kita mampu mendaki kebaikan yang akan mendekatkan kita pada Allah SWT?
INGIN POPULARITI?


Beberapa nama yang terselit dicelah-celah lipatan sejarah yang mungkin tidak dirasai oleh masyarakat dizaman mereka tetapi ternyata nama-nama mereka masyhur di persada langit.

- "Apa kamu tidak
ingin berkahwin wahai Julaibib" lalu responnya ringkas "Dengan siapa ya
Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سلم ?" "Siapakah orang yang sanggup mengahwinkan
puterinya pada saya?"
HATI MEMBENTUK SIAPA DIRI KITA


- “Dan
di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya,
bahawa Ia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari
jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra
dengannya, dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih
sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi
keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang
berfikir.” [Surah Ar-Rum, 30:21]
MUSIBAH YANG SEBENAR

YA, itulah musibah yang sebenarnya, apabila kita kehilangan hidayahNya lalu hidup dalam kegelapan dan teraba-raba mencari hakikat diri. Bayangkan kehidupan tanpa hidayah, tanpa keimanan serta keyakinan kepada hari pertemuan dengan Allah سبحانا وتعاﱃ. Manusia yang bagaimanakah agaknya diri kita; tentunya kita tidak takutkan dosa lalu terjun ke dunia kotor dan hina serta hidup bergelumang dosa.

EDISI KHAS - MUNAJAT DIKESUNYIAN MALAM


Solat Tahajjud (disebut Qiyamullail, bagi sesetengah orang) merupakan sarana berkomunikasi seorang muslim dengan Rabbnya, di mana ia merasakan keleazatan munajat dengan Pencipta, berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji-Nya. Dengan harapan kiranya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang mempermudah semua aspek kehidupan hamba-Nya, baik pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Begitu pula aspek dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Dia akan dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati sesama, dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.
Diperturunkan dan disajikan firman-firman Allah dan Hadith-Hadith Nabi keutamaan qiyamullail. Semoga memberikan motivasi kepada kita menjadi orang yang dekat dengan Allah, mulia di sisi Allah dan di sisi manusia dan akhirnya menjadi penghuni Syurga.

Di antaranya ayat-ayat al Quran yang menganjurkan bangun di waktu malam dan beribadah iaitu:

Firman Allah سبحانا وتعاﱃ ertinya:
- “Ahli-ahli
Kitab itu tidaklah sama. Di antaranya ada golongan yang (telah memeluk
Islam dan) tetap (berpegang kepada ugama Allah yang benar) mereka
membaca ayat-ayat Allah (Al-Quran) pada waktu malam, semasa mereka sujud
(mengerjakan sembahyang)
Mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), dan mereka pula segera pada mengerjakan berbagai-bagai kebajikan. Mereka (yang demikian sifatnya), adalah dari orang-orang yang salih.
Dan apa sahaja kebajikan yang mereka kerjakan, maka mereka tidak sekali-kali akan diingkari (atau disekat dari mendapat pahalanya). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui akan keadaan orang-orang yang bertaqwa.” (Ali Imran: 113 – 115)