Wednesday, January 5, 2011

SABAR DAN صلاة (SOLAT) SEBAGAI PENOLONG

“Jadikanlah sabar dan
صلاة sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”   (Al-Baqarah: 45-46)

IBNU
Katsir menjelaskan satu prinsip dan  kaedah dalam memahami الْقُرْآنَ berdasarkan ayat ini bahwa meskipun ayat ini bersifat khusus ditujukan kepada Bani Israel karena konteks ayat sebelum dan sesudahnya ditujukan kepada mereka, namun secara esensi bersifat umum ditujukan untuk mereka dan selain mereka. Bahkan setiap ayat الْقُرْآنَ, langsung atau tidak langsung sesungguhnya lebih diarahkan kepada orang-orang yang beriman, karena hanya mereka yang mahu dan siap menerima pelajaran dan petunjuk apapun dari Kitabullah.

Maka peristiwa yang diceritakan Allah سبحانا وتعاﱃ tentang Bani Israel, terkandung di dalamnya perintah agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami mereka. Begitulah kaedah dalam setiap ayat الْقُرْآنَ sehingga kita bisa mengambil bahagian dari setiap ayat Allah سبحانا وتعاﱃ. “Al-Ibratu Bi’umumil Lafzhi La Bikhusus sabab ” (Yang harus dijadikan dasar pedoman dalam memahami الْقُرْآنَ adalah umumnya lafazh, bukan khususnya sebab atau peristiwa yang melatarbelakanginya).

Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan solusi agar umat secara kolektif bisa mengatasi dengan baik segala kesulitan dan problematika yang datang silih berganti. Sehingga melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga صلاة dengan istiqamah. Kedua hal ini merupakan sarana meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan. رسول الله وسلم علي ﷲ صلى selaku uswah hasanah, telah memberi contoh yang konkrit dalam mengamalkan ayat ini. Di dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa,
    Sesungguhnya رسول الله وسلم علي صلى   apabila menghadapi suatu persoalan, beliau segera mengerjakan صلاة
Huzaifah bin Yaman menuturkan,
    Pada malam berlangsungnya perang Ahzab, saya menemui رسول الله وسلم علي صلى  , sementara beliau sedang صلاة seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila beliau menghadapi persoalan, maka beliau akan mengerjakan صلاة
Bahkan Ali bin Abi Thalib menuturkan keadaan رسول الله وسلم علي ﷲ صلى   pada perang Badar,
    Pada malam berlangsungnya perang Badar, semua kami tertidur kecuali رسول الله, beliau صلاة dan berdo’a sampai pagi

Dalam riwayat Ibnu Jarir dijelaskan bagaimana pemahaman sekaligus pengamalan sahabat رسول الله وسلم علي ﷲ صلى  terhadap ayat ini. Diriwayatkan bahwa ketika Ibnu Abbas melakukan perjalanan, kemudian sampailah berita tentang kematian saudaranya Qatsum, ia langsung menghentikan kendaraanya dan segera mengerjakan صلاة dua raka’at dengan melamakan duduk. Kemudian ia bangkit dan menuju kendaraannya sambil membaca, “Jadikanlah sabar dan صلاة sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
Secara khusus untuk orang-orang yang beriman, perintah menjadikan sabar dan صلاة sebagai penolong ditempatkan dalam rangkaian perintah dzikir dan syukur.
    Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan صلاة sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah سبحانا وتعا senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar“. (Al-Baqarah: 152-153)
Dalam kaitan dengan dzikir, menjadikan sabar dan صلاة sebagai penolong adalah dzikir. Siapa yang berdzikir atau mengingat Allah dengan sabar, maka Allah akan mengingatnya dengan rahmat.


BEBAN BERAT AKAN JADI RINGAN JIKA DIIRINGI DENGAN SABAR DAN صلاة


Masih dalam konteks orang yang beriman, sikap sabar yang harus selalu diwujudkan adalah dalam rangka menjalankan perintah-perintah Allah سبحانا وتعاﱃ, karena beban berat yang ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan sabar dan صلاة.

Ibnul Qayyim mengkategorikan sabar dalam rangka menjalankan perintah Allah Taala termasuk sabar yang paling tinggi nilainya dibandingkan dengan sabar dalam menghadapi musibah dan persoalan hidup.

Syekh Sa’id Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir kenapa sabar dan صلاة sangat tepat untuk dijadikan sarana meminta pertolongan kepada Allah سبحانا وتعاﱃ. Beliau mengungkapkan bahwa sabar dapat mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan صلاة dapat mencegah dari berbagai perilaku keji dan munkar, disamping juga صلاة dapat memberi ketenangan dan kedamaian hati. Keduanya (sabar dan صلاة) digandingkan dalam kedua ayat tersebut dan tidak dipisahkan, karena sabar tidak sempurna tanpa صلاة, demikian juga صلاة tidak sempurna tanpa diiringi dengan kesabaran. Mengerjakan صلاة dengan sempurna menuntut kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam صلاة seseorang.

 Lebih terprinci (rinci), Syekh Sa’id Hawa menjelaskan sarana lain yang terkait dengan sabar dan صلاة yang bisa dijadikan penolong. Puasa termasuk ke dalam perintah meminta tolong dengan kesabaran karena puasa adalah separuh dari kesabaran. Sedangkan membaca Al-Fatihah dan doa termasuk ke dalam perintah untuk meminta tolong dengan صلاة karena Al-Fatihah itu merupakan bahagian dari صلاة, begitu juga dengan do’a.

Memohon pertolongan hanya kepada Allah merupakan ikrar yang selalu kita lafazkan dalam setiap صلاة kita, “Hanya kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami mohon pertolongan“. Agar permohonan kita diterima oleh Allah, tentu harus mengikuti tuntunan dan petunjuk-Nya. Salah satu dari petunjuk-Nya dalam memohon pertolongan adalah dengan sentiasa bersikap sabar dan memperkuat hubungan yang baik dengan-Nya dengan menjaga صلاة yang berkualitas. Disinilah صلاة merupakan cerminan dari penghambaan kita yang tulus kepada Allah.


ESENSI SABAR


Esensi sabar menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dapat dilihat dari dua hal:
  • Pertama, sabar karena Allah atas apa yang disenangi-Nya, meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga.
  • Kedua, sabar karena Allah atas apa yang dibenci-Nya, walaupun hal itu bertentangan keinginan hawa nafsu. Siapa yang bersikap seperti ini, maka ia termasuk orang yang sabar yang Insya Allah akan mendapat tempat terhormat.

Betapa kita sangat membutuhkan limpahan pertolongan Allah سبحانا وتعاﱃ dalam setiap aktivitas dan persoalan kehidupan kita. Adalah sangat tepat jika secara bersama-sama kita bisa mengamalkan petunjuk Allah سبحانا وتعاﱃ dalam ayat di atas agar permohonan kita untuk mendapatkan pertolongan-Nya segera terealisasi. Amin


Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA

:::: 30 Muharram 1432 ::::
[Semua Gambar Adalah Hiasan]


_________________________
Dipetik Dari:
http://www.dakwatuna.com/2006/menjadikan-sabar-dan-shalat-sebagai-penolong/

Shared By Bicara Hidayah

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan. “[Al-Ahzab: 56]
    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
[Al-Bukhariy/ 4519], [Ibnu Majah/ 904, sahih]